Makalah Perencanaan Agribisnis Usaha Ternak Domba Batur

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Selama ini subsektor peternakan masih dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Padahal kalau dikerjakan dengan serius, peternakan dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi daerah bahkan nasional. Salah satu usaha peternakan yang mempunyai prospek yang menjanjikan adalah usaha peternakan domba batur. Beberapa manfaat beternak domba batur yaitu meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan, memperoleh hasil sampingan yaitu kotoran domba batur yang berguna untuk pembuatan pupuk kandang, domba batur memiliki sifat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, lebih mudah dalam memeliharanya, dan modal yang dibutuhkan relatif rendah.
Domba Batur merupakan salah satu rumpun domba lokal indonesia yang mana domba ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rumpun domba lokal Indonesia yang lainnya. Dimana hal tersebut adalah salah satu kekayaan sumber genetik dari hewan ternak lokal yang ada di Indonesia yang sangat perlu untuk kita lindungi kelestariannya.
Mengenai asal mula domba batur ini adalah domba turunan hasil dari persilangan antara domba ekor tipis Indonesia dengan domba merino. Perkembangan domba ini scara turun-temurun telah dilakukan oleh masyarakat kabupaten Banjarnegara sejak tahun 1974, dan otomatis domba ini telah menjadi milik masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Populasi domba batur ini banyak berada di daerah kecamatan Batur dan daerah sekitarnya di kabupaten Banjarnegara.
B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam perencanaa usaha agribisnis peternakan domba batur adalah sebagai berikut :
a.     Bagaimana ciri-ciri domba yang baik untuk digunakan sebagai bibit ?
b.    Jenis pakan apa yang diberikan kepada domba dan berapa kebutuhan pakannya ?
c.     Tipe kandang apa yang digunakan untuk memelihara domba ?
d.    Apa saja penyakit yang menyerang domba dan bagaimana cara pengendaliannya ?
e.     Bagaimana pengelolaan reproduksi domba batur ?
f.     Bagaimana pascapanen domba batur ?
g.    Bagaimana pemasaran domba batur ?
C.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
·       Untuk mengetahui tentang cara budidaya domba batur
·       Untuk mengetahui pemasaran domba batur














BAB II
PEMBAHASAN

A.  PEMILIHAN BIBIT
Tujuan pemilihan atau seleksi bibit adalah mendapatkan domba yang memiliki sifat-sifat unggul sebagai berikut :
1. Tingkat kesuburannya tinggi, yakni dalam 2 tahun mampu melahirkan sampai 3 kali dan mempunyai kemungkinan untuk beranak kembar lebih 50% atau jumlah anak pada setiap kelahiran lebih dari 2 ekor.
2.  Kecepatan pertumbuhannya baik, yakni dalam waktu pendek dapat menghasilkan presentase karkas atau daging yang tinggi baik kuantitas maupun kualitasnya.
3.  Memiliki kemampuan daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga tidak mudah terserang penyakit
4.  Mempunyai angka kematian yang rendah, terutama kematian pada anak kambing yang masih kecil, dan kematian pada induk saat melahirkan.
5.  Untuk mendapatkan sifat-sifat unggul seperti tersebut diatas, seleksi bibit dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik pada domba atau kambing itu sendiri, baik pada domba atau kambing jantan maupun pada domba atau pada kambing betina.

a.       Ciri-ciri domba pejantan yang baik adalah sebagai berikut:

·       Hasil gambar untuk domba batur betinaTidak terserang penyakit dan tidak cacat tubuh
·       Umur 1,5-2tahun
·       Memiliki garis punggung lurus
·       Kaki lurus dan kaki kokoh atau kuat
·       Tumitnya tinggi
·       Tubuh mempunyai penampilan yang gagah dan lincah
·       Mempunyai buah zakar yang sama besarnya (jumlah 2 buah)
·       Alat kelaminnya dapat ereksi
·       Ukuran dada dalam dan lebar
·       Kepala pendek dan lebar
·       Mempunyai ukuran tubuh yang besar sesuai dengan umur
·       Mempunyai nafsu kawin besar
·       Bulu bersih dan mengkilap
·       Bentuk tubuh simetris
·       Garis tubuh bagian bawah rata
·       Paha dalam atau panjang
·       Keturunan dari induk yang melahirkan 2 anak atau lebih

b.      Ciri-ciri domba betina yang baik adalah sebagai berikut:

·       Ayo Lestarikan Domba Batur, Kambing PE, dan Sapi MadrasTumbuh sehat dan tidak cacat
·       Tubuh tidak gemuk
·       Umur 1,5-2tahun
·       Keadaan bulu bersih dan mengkilap
·       Alat kelaminnya berukuran normal
·       Kaki lurus dan kuat
·       Buah susu atau ambing normal, dan berbentuk simetris
·       Mempunyai sifat keibuan yang baik
·       Keturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor atau lebih
·       Mempunyai tubuh yang seimbang atau simetris
·       Berat badan 10-15kg








B.PEMBERIAN PAKAN
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
1.    Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
2.    Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
3.    Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun beringin.
4.    Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur.Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
1.    Ternak dewasa            : rumput 75%, daun 25%
2.    Induk bunting             : rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
3.    Induk menyusui          : rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
4.    Anak sebelum disapih : rumput 50%, daun 50%
5.    Anak lepas sapih         : rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas

Kebutuhan pakan sesuai dengan tingkatan umur domba :

1.      Pakan anak domba sebelum disapih
Mulai umur 2-3 minggu dikenalkan pakan hijauan dan dedak padi; hijauan diberikan harus segar dan mudah dicerna yang terdiri satu bagian rumput dan satu bagian daun-daunan.

2.      Pakan anak lepas sapih
Anak domba yang sudah disapih diberi pakan hijauan yang mutunya baik, terdiri dari rumput sekitar 1.5-2 kg/ekor/hari dicampur dengan daun-daunan sekitar 0.5-1.0 kg/ekor/hari; atau dengan pedoman satu bagian daun-daunan dan 1.5 bagian rumput. Apabila memungkinkan dapat diberi tambahan dedak padi sebanyak 0.5- 1 gelas minum setiap ekor sehari.

3.      Pakan induk yang menyusui
Pakan terdiri atas rumput, hijauan sumber protein dan dedak padi. Jumlah rumput dan hijauan sumber protein adalah 50%:50%.
Jumlah dedak padi 2-3 gelas minum seekor setiap hari atau dapat juga diganti dengan daun kacang-kacangan sebanyak 1-1.5 kg/ekor/hari. Pada waktu pemberian hijauan hendaknya dilebihkan sekitar 2 kg.

4.      Pakan induk bunting tiga bulan
Induk yang bunting 6 minggu terakhir masa kebuntingan harus diusahakan bobot badannya terus bertambah, pemberian pakannya sama dengan induk yang sedang menyusui.

5.      Pakan domba dewasa
Ternak yang tidak sedang bunting atau menyusui dapat diberi pakan hijauan saja, yaitu campuran rumput dan daun-daunan dengan imbangan 3/4 bagian rumput dan 1/4 bagian daun. Jumlah pakan sekitar 10% dari bobot badan ditambah 1-1.5 kg hijauan.

C.PENGELOLAAN PERKANDANGAN
Persyaratan lokasi beternak domba

Lokasi utk peternakan domba sebaiknya berada di areal yg cukup luas, udaranya segar & keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat pemasaran & pakan ternak.
Letak kandang
Sesuai dengan fungsinya kandang harus menjamin ternak kambing agar nyaman serta hidup sehat.  Kandang juga harus memenuhi persyaratan untuk tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya, terutama masyarakat sekitar, maka dari itu kandang kambing harus direncanakan dapat memenuhi syarat seperti berikut :
1.      Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab, lebih jauh dari kebisingan
2.      Aliran/sirkulasi udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang
3.      Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang
4.      Agak jauh dari lokasi pemukiman, serta masyarakat tidak merasa terganggu (utamanya untuk yang sudah masuk kategori perusahaan); tergantung kesepakatan dengan lingkungan masyarakat
5.      Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kotoran kambing tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat rembesan
6.      Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti : jalan raya, pasar, pabrik dan RMU agar ketenangan ternak  kambing  terjaga.
Tipe Kandang Panggung
Kandang tipe panggung merupakan kandang yang konstruksi lantainya dibuat sistim panggung. Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran yang terkumpul di bawah lantai.Kolong dibuat berlubang atau digali lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencing tidak berceceran. Alas kandang kambing sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu yang sudah diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah lantai panggung dibuat kurang lebih 1,50 - 2 cm, agar kotoran dapat jatuh ke bawah, tetapi kaki kambing tidak sampai terperosok. Kandang panggung yang terawat baik kambing akan terlihat bersih dan sehat-sehat. Dinding kandang yang rapat sebaiknya dibuat setinggi 70 - 80 cm (ukuran tinggi penyekat) agar ternak kambing di dalam kandang terhindar dari angin kencang. Selanjutnya di atas ketinggian 70 - 80 cm, dinding dibuat bercelah agar udara dapat masuk bebas dan sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang.
Tinggi panggung dari tanah dapat dibuat minimal 50 - 70 cm. Tinggi ruang utama dari alas sampai atap kurang lebih 2 meter.  Pada kandang dobel, palung pakan dibuat di tengah kandang, sehingga meski tinggi panggung 2 meter, petani peternak akan lebih mudah memberikan pakan dan minum lewat jalan di atas lantai tengah. Ukuran alas palung pakan 25 - 40 cm, lebar bagian atas 40 - 50 cm, tinggi atau dalam palung 30 - 40 cm.
Lubang untuk masuk kepala kambing mencapai pakan antara 20 - 25 cm. Palung pakan harus dibuat rapat, agar bahan pakan yang diberikan tidak tercecer keluar. Kandang panggung bersekat secara individu untuk tujuan penggemukan, biasanya yang digemukkan adalah pejantan. Tujuan disekat-sekat dengan ukuran 50 cm x 120 cm per ekor yang dilengkapi tempat pakan dan minum. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesehatan ternak serta membatasi domba bergerak secara leluasa. Kebutuhan ruang (ekor/cm2) Kambing/domba berdasarkan status fisiologis ternak dan umur (bulan) ternak.
Penyiapan Sarana & Peralatan 

Perkandangan : Kandang harus kuat sehingga dpt dipakai dlm waktu yg lama, ukuran sesua dgn jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup & terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yg ringan & memiliki daya serap panas yg relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.
·       Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
·       Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
·       Kandang induk & anaknya, tempat induk yg sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m & anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
·       Kandang pejantan, tempat domba jantan yg akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dlm kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan & minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) & tempat kotoran/kompos. 
Tipe kandang Panggung :  
Tipe kandang ini memiliki kolong yg bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali & dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran & air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yg telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m utk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yg diberikan tidak tercecer keluar. 
Konstruksi Kandang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijBQb2uGR4uGyfuN55dx7SjQjjFc-oxhE4HaNqQkvVmKO1RojlJJlORWAkwZ262tzpwYC6gEqoCIpE2M1uiBb9mHLuIWCgeYn4vmzZyih9eTt6BwPgGmNmGKKacFAyzABWIsCUkVHR11c/s200/konstruksi.jpeg

Penentuak arah kandang berpengaruh pada banyak sedikitnya kandang dapat tersinari oleh sinar matahari pagi. Hal ini penting karena sinar matahari dapat mengurangi kelembaban kandang, terutama untuk membunuh kuman-kuman penyakit. Makadari itu sebaiknya kandang dibangung menghadap ketimur dengan kata lain kandan membujur memanjang dari arah utara keselatan atau sebaliknya. Yang tidak kalah penting adalah hindarkan kandang dari pepohonan yang rimbun, karena rimbunnya pohon akan menghambat sinar matahari yang masuk ke kandang.

Kerangka Kandang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1d9sav9p5jryRFA9T2Cedtyk5wo-P9gUWI2wz_LKqX4HymNVmxil0RJGwhuKkqS24G-cIAqvHUIU-3SyNQZ6Y88Puwv6-A1PyNePZs1pqLcw-QMSbz3JKef9hbxuLH1feZ8qSXg49mxo/s200/kerangka.jpeg

Banyak alternatif yang dapat di jadikan sebagai kerangka kandang panggung, seperti kayu, bambu. Yang terpenting kayu atau bambu yang digunakan harus kuat dan kokoh. Makadari itu kayu atau bambu yang digunakan harus sudah tua. Kerangka kandang terdiri dari tiang utama yang terdapat di empat sisi kandang dan berguna untuk menyangga berat kandang dan domba, sedangkan tiang penunjang bawah berguna untuk menyangga lantai kandang dan domba. Tiang penyangga tengah berguna sebagai penguat kerangka kandang sekaligus menempelkan dinding kandang. 

Dinding dan Ventilasi Udara

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Ki5zjfQlT4KHs0TLVq5I4DT-_zjwgFLwZY2orJeX6P4_h1epTiEk6zPwTyaucVgrKUdNJLl4c5DgC52qy1ulOVXXHh0q9rExigU9HI0X0o6jrpwzw3HbmONcgV-pRyetyVvwbMZ2i9A/s200/dinding.jpeg

Ketinggian dinding kandang dapat dibuat dengan tinggi 1 – 2 meter dari lantai kandang. Dapat di buat tidak rapat atau agak longgar yang penting dapat menahan domba tetap berada dalam kandang. Yang tidak kalah penting dinding kandang jangan sampai menghambat sinar matahri masuk ke kandang. Sedangkan ventilasi kandang berada di atas dinding kandang. Bambu dan papan dapat pergunakan sebagai dinding dan ventilasi kandang.

Bak Pakan dan Minum

Tinggi bak pakan biasanya sekitar 50 cm dari lantai kandang atau di perkirakan setinggi dada domba peliharaan. Sedangkan lebar bak pakan 40 cm dengan kedalaman bak sekitar 20-25 cm. Sebaiknya bak papan tidak terkena langsung  oleh sinar matahari dan air hujan. Karena akan berperngaruh pada kuwalitas pakan domba. Tempat minum dapat dibuat dari paralon yang dibelah berukuran besar atau dari bambu yang dibelah. Karena biasanya apa bila bak minum yang di taruh di ember apabila tidak dijaga akan tumpah.

Lorong
Lorong kandang dibuat apa bila kandang di buat secara berhadap-hadapan. Biasanya yang memiliki lorong kandang adalah peternak yang mempunyai ternak dalam jumlah banyak. Lorong kandang di buat untuk memudahkan pengawasan kandang dan hewan ternak, pemberian pakan, perawatan kandang.

Pintu
Pintu kandang dibuat untuk memudahkan keluar masuknya domba. Sebaiknya pintu kadang dibuat di belakang atau samping kandang dan mudah dilepas serta mudah di pasang kembali.

Lantai dan Kolong
Lantai kandang bisa dibuat dari kayu atau bambu. Sela-sela lantai kandang dibuat untuk memudahkan kotoran domba dan urin domba terbuang ke kolong kandang. Sehingga lantai kandang tidak terlalu kotor. Sebaiknya sela-sela lantai kandang jangan sampai membuat kaki domba terjepit. Tinggi kolong kandang dari dasar kandang jangan terlalu rendah ataupun terlalu tinggi bisa dikiran-kira 50 – 100 cm. Yang penting memudahkan kolong dibersihkan.












Atap


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiODwUeWLIjrpjhNTi_HjeUMW-Aptd1D1msOWmmb-f9PiOMVZ7X3mop5AiI9_wx18Wn9dzZf15-FSWUYdFTB2st6yqDMjKxk8l4yMfvA7dsC9-nWnH1Fu-fwH_Mtzi67ENY9VHNw-b4TDk/s200/atap.jpeg

Atap kandang bisa dibuat dari genting, asbes, ijuk, atau rumbia. Banyak alternatif yang dapat di jadikan atap kandang.  Atap kandang sebaiknya disesuaikan dengan kondisi suhu di lokasi atau daerah sekitar kandang kandang. Apabila kandang berada di daerah dingin dapat dipergunakan atap yang dapat menyerap panas sehingga tetap suhu kandang tetap hangat. Sedangkan kandang yang berada di daerah panas  genteng akan lebih ideal untuk di jadikan atap kandang. Karena memudahakn sirkulasi udara untuk menjaga suhu kandang tetap dingin.
D.  PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT DOMBA

1)      Penyakit Mencret 
Penyebab: bakteri Escherichia coli yg menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika & sulfa yg diberikan lewat mulut.



2)      Penyakit Radang Pusar
Penyebab: alat pemotongan pusar yg tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli & Actinomyces necrophorus. Usia domba yg terserang biasanya cempe usia 2-7 hari.
Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar & apabila disentuh domba akan kesakitan.
Pengendalian: dgn antibiotika, sulfa & pusar dikompres dgn larutan rivanol (Desinfektan).
3)      Penyakit Cacar Mulut
Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan.
Gejala: cempe yg terserang tidak dpt mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga dpt mengakibatkan kematian.
Pengendalian: dgn sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
4)      Penyakit Titani 
Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) & Mangan (Mn). Domba yg diserang biasanya berusia 3-4 bulan.
Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan.
Penyakit ini dpt diobati dgn menyuntikan larutan Genconos calcicus & Magnesium.
5)      Penyakit Radang Limpah
Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat & dpt menular ke manusia.
Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.
Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung & dubur keluar cairan yg bercampur dgn darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar & nafsu makan hilang.
Pengendalian: dgn menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dgn dosis 6.000-10.000 utk /kg berat tubuh domba tertular.
6)      Penyakit Mulut & kuku
Penyakit menular ini dpt menyebabkan kematian pada ternak domba, & yg diserang adalah pada bagian mulut & kuku.
Penyebab: virus & menyerang semua usia pada domba
Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir.
Pengendalian: membersihkan bagian yg melepuh pada mulut dgn menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dgn merendam kuku dlm larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.
7)      Penyakit Ngorok
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: nafsu makan domba berkurang, dpt menimbulkan bengkak pada bagian leher & dada. Semua usia domba dpt terserang penyakit ini, domba yg terserang terlihat lidahnya bengkak & menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih & sulit tidur.
Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
8)      Penyakit perut Kembung
Penyebab: pemberian makanan yg tidak teratur atau makan rumput yg masih diselimuti embun.
Gejala: lambung domba membesar & dpt menyebabkan kematian. utk itu diusahakan pemberian makan yg teratur jadwal & jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi.
Pengendalian: memberikan gula yg diseduh dgn asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.

9)      Penyakit Parasit Cacing
Semua usia domba dpt terserang penyakit ini.
Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata).
Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yg diberikan lewat minuman, dpt juga diberi obat cacing seperti Piperazin dgn dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
10)  Penyakit Kudis
Merupakan penyakit menular yg menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek & mengurangi nilai jual ternak domba.
Penyebab: parasit berupa kutu yg bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi & Chorioptes bovis.
Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun & senang menggaruk tubuhnya. Kudis dpt menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki & pangkal ekor.
Pengendalian: dgn mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dgn Coumaphos 0,05-0,1%.
11)  Penyakit Dermatitis
Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus & menyerang semua usia domba.
Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, & alat genital. Pada induk yg menyusui terlihat radang kelenjar susu.
Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
12)  Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yg menyusui, sehingga air susu yg diisap cempe tercemar.
Penyebab: ambing domba induk yg menyusui tidak secara ruti dibersihkan.
Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam & suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
Secara umum pengendalian & pencegahan penyakit yg terjadi pada domba dpt dilakukan dengan:
·       Menjaga kebersihan kandang, & mengganti alas kandang.
·       Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
·       Memberikan nutrisi & makanan penguat yg mengandung mineral, kalsium & mangannya.
·       Memberikan makanan sesuai jadwal & jumlahnya, Hijauan pakan yg baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
·       Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yg terkontaminasi siput & sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
·       Sanitasi yg baik, sering memandikan domba & mencukur bulu.
·       Tatalaksana kandang diatur dgn baik.
·       Melakukan vaksinasi & pengobatan pada domba yg sakit.
E.PENGELOLAAN REPRODUKSI/PERKEMBANGBIAKAN

Pengelolaan reproduksi bertujuan mengembangkan ternak domba atau kambing untuk memperoleh keturunan yang banyak, baik, dan sehat. Keberhasilan peningkatan produksi, baik mutu maupun jumlahnya, tidak terlepas dari sumber daya manusia dan penerapan teknologi. Oleh sebab itu, unsur-unsur teknologi yang berkaitan dengan perkembang biakan domba dan kambing harus dipahami oleh para peternak agar dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dari ternak yang di usahakan. Hal yang harus diketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu. Beberapa kondisi ternak yang harus dipelajari dan diketahui adalah sebagai berikut :

1. Dewasa Kelamin
              Dewasa kelamin adalah keadaan ternak domba atau kambing yang sudah memasuki masa birahi yang pertama kali dan sudah siap melaksanakan proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Pada fase ini, alat reproduksi sudah mulai berfungsi. Fase dewasa kelamin ini umumnya telah dicapai pada saat domba atau kambing berumur 6-8bulan, baik pada yang jantan maupun betina. Pada masa dewasa kelamin, domba atau kambing tidak boleh dipaksa melakukan perkawinan, terutama terhadap domba atau kambing betina yang tidak birahi. Domba atau kambing yang dipaksa kawin sebelum birahi kemungkinan akan melahirkan anak yang cacat, proses kelahirannya sulit karena keadaan pinggulnya masih sempit, resiko kematian pada induk saat melahirkan tinggi, induk yang melahirkan menjadi kerdil, dan sebagainya.

2. Dewasa Tubuh
              Dewasa tubuh adalah keadaan domba atau kambing betina sudah siap mengalami kebuntingan dan melahirkan anak sedangkan untuk domba atau kambing jantan sudah siap untuk dipakai sebagai pemacek dalam proses perkawinan. Pada umumnya, dewasa tubuh bagi domba atau kambing dicapai pada umur 10-12bulan untuk yang betina dan pada umumnya 12bulan untuk yang jantan. Pada usia dewasa tubuh, domba atau kambing baru dapat dikawinkan untuk yang pertama kalinya. Perkawinan akan berhasil bila domba atau kambing betina dalam keadaaan birahi.

3. Tanda-tanda Domba Birahi
a.       Sering mengibas-ngibas ekor nya
b.      Gelisah atau tidak tenang dan nafsu makannya berkurang
c.       Bibir kelamin luar membengkah, basah berlendir, dan berwarna kemerah-merahan
d.      Sering kencing
e.       Menaiki teman-temannya
f.       Selalu mengembik
g.      Diam saja apabila dinaiki ternak lainnya
h.      Produksi susu menurun, terutama pada ternak yang sedang laktasi.

4. Lamanya waktu birahi
       Lamanya waktu birahi pda domba atau kambing umumnya berlangsung 1-2 hari. Birahi pada domba akan terulang lagi setiap 15-19 hari dan pada kambing birahi akan terulang lagi setiap 18-20 hari. Keadaan birahi tersebut akan terulang jika domba atau kambing tidak dikawinkan atau jika telah dikawinkan gagal bunting untuk ternak jantan tidak mengenal waktu birahi sehingga setiap saat bisa dipakai dalam proses perkawinan.

5. Waktu dan Sistem Perkawinan
              Waktu mengawinkan domba atau kambing perlu memperhatikan tanda-tanda birahi. Waktu yang tepat untuk mengawinkan adalah 12-18jam setelah domba atau kambing menampakkan tanda-tanda pertama birahi. Apabila domba atau kambing menunjukkan tanda birahi pada pagi hari sampai dengan pukul 10.00, maka saat yang tepat untuk mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 04.00-05.00 jika waktu birahi siang sampai dengan pukul 15.00, maka saat yang tepat untuk mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 10.00 sedangkan apabila waktu birahi terjadi pada sore atau malam hari, maka saat yang tepat untuk mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 16.00 hari berikutnya.
              Mengawinkan domba atau kambing dapat dilakukan lebih dari 1 kali hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kegagalan bunting. Perkawinan yang kedua sebaiknya dilakukan dengan selang waktu sehari setelah perkawinan yang pertama. Apabila terjadi kegagalan perkawinan, maka ternak akan menunjukkan tanda-tanda birahi lagi pada siklus berikutnya (sekitar 19 hari) sehingga ternak harus dikawinkan lagi.
              Perkawinan domba atau kambing yang masih dekat dengan hubungan keturunan harus dihindari, misalnya anak dengan bapak, anak dengan induk, dan antar saudara kandung. Apabila hal ini dilanggar, maka anak yang dilahirkan kemungkinan akan cacat, kecil, tidak sehat, dan kadang-kadang mati. Untuk menghindari perkawinan sedarah, sebaiknya hasil perkawinan dari kedua induk setelah dewasa dipisah-pisahkan dan diberi tanda agar tidak terjadi kekeliruan pada saat mengawinkan domba atau kambing yang berikutnya.
              Perkawinan sedarah dapat pula dihindari dengan melakukan pergiliran pejantan dengan cara saling meminjamkan pejantan dengan peternak lain. Namun, cara ini tidak efektif bila dilakukan dengan perusahaan peternakan berskala besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam “skema perkawinan antara induk dan pejantan yang benar”.
              Cara pelaksanaan perkawinan domba atau kambing dikenal dengan dua sistem perkawinan, yaitu perkawinan terbatas dan perkawinan tidak terbatas. Perkawinan terbatas dilakukan dengan memasukan domba atau kambing betina yang sedang birahi ke kandang pejantan sebaliknya yang jantan dimasukan kedalam kandang betina. Jadi, semua induk yang akan dikawinkan dimasukan dalam satu kandang sehingga peternak tidak perlu lagi mengatur saat yang tepat untuk mengawinkan domba atau kambing karena secara alami akan terjadi perkawinan dengan sendirinya apabila yang betina sudah birahi. Perbandingan yang ideal untuk melaksanakan sistem perkawinan tidak terbatas adalah satu ekor pejantan untuk sembilan ekor betina. Apabila sudah terlihat ada betina yang memperlihatkan tanda-tanda kebuntingan, maka betina yang bunting tersebut segera di pisahkan ke kandang lain. Agar kebuntingannya tidak terganggu. Untuk meningkatkan mutu keturunan yang lebih unggul dari induknya, perkawinan dapat dilakukan secara silang (cross breeding), yaitu perkawinan yang dilakukan antar-bangsa domba atau kambing yang berbeda. Misalnya, induk betina domba lokal dikawinkan dengan pejantan merino, oxford, ekor gemuk, atau dengan yang lainnya. Perkawinan silang ini harus dilakukan dengan pejantan jenis unggul.

F. PENGELOLAAN PASCA PANEN

Pasca Panen Domba Batur
1.      Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
·         Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
·         Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
·         Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
·         Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.


2.      Pengulitan
Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
3.      Pengeluaran Jeroan
Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut
domba.
4.      Pemotongan Karkas
Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon.
Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.







G. PEMASARAN
Pemasaran suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pemasaran menekankan penyusunan penawaran kebutuhan dan keinginan target pasar dan penggunaan harga secara efektif, komunikasi dan distribusi.

Tujuan Pemasaran
1. Memenuhi kebutuhan pelanggan
2. Memenuhi keinginan pelanggan
3. Memenuhi harapan pelanggan
Jenis Pemasaran Domba
• Menjual domba langsung kepada konsumen
• Menjual domba ke rumah jagal
• Menjual domba melalui pedagang perantara
• Menjual domba di pasar ternak

Produk Domba yang Dipasarkan
• Domba hidup (potong atau bibit)
• Daging domba
• Bulu

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada domba yaitu melalui :
• Product              : Produk yang berkualitas
• Price                   : Harga yang mampu bersaing
• Lokasi                : Lokasi menentukan tinggi rendahnya pemasaran
• Promotion          : Mempromosikan produk domba





Strategi Penjualan Domba :

Bibit
1. Domba yang dijual :
• Tidak terlalu muda
• Sehat, tidak cacat
2. Mempelajari permintaan pasar

Penggemukan
1. Bobot badan cukup
2. Mengetahui informasi harga jual dan kondisi pasar.
3. Penjualan per kelompok.

Hasil Produk Domba
Hasil produk dijual melalui :
• Penjualan melalui pelaku pasar.
• Penjualan langsung pada konsumen.
• Penjualan melalui blantik desa (perangkat desa).
• Penjualan domba di pasar hewan.














BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perencanaa agribisnis uasaha peternakan domba terdiri dari :
1.Pemilihan bibit domba pejantan dan domba betina yang baik dan sesuai dengan kriteria
2. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
  • Golongan Rumput-rumputan
  • Golongan Kacang-kacangan
  • Hasil Limbah Pertanian
  • Golongan Makanan Penguat (Konsentrat)

3. Lokasi utk peternakan domba sebaiknya berada di areal yg cukup luas, udaranya segar & keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat pemasaran & pakan ternak.Tipe kandang untuk memelihara domba adalah tipe kandang panggung.

4.Penyakit yang sering menyerang domba diantara lain penyakit Mencret,radang pusar,cacar mulut,titani,radang limpah,mulut & kuku,ngorok,perut kembung,parasite cacing,kudis,dermatitis,kelenjar susu.
5. Pengelolaan reproduksi bertujuan mengembangkan ternak domba atau kambing untuk memperoleh keturunan yang banyak, baik, dan sehat.
6.Penegelolaan pasca panen domba terdiri dari stoving,pengulitan,pengeluaran jeroan,pemotongan karkas.
7. Pemasaran Domba dapat dilakukan dengan cara menjual domba langsung kepada konsumen,menjual domba ke rumah jagal,menjual domba melalui pedagang perantara,menjual domba di pasar ternak

DAFTAR PUSTAKA

sumber : Arinirisma,2016.Makalah Perencanaan Agribisnis Usaha Ternak Domba Batur
(diakses tanggal 09 Desember 2016 )

Komentar

  1. JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI

    HUBUNGI KONTAK Kami
    BBM : D8E23B5C
    WHAT APPS : +85581569708
    LINE : togelpelangi
    WE CHAT : togelpelangi
    LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET

    Ayo coba keberuntungan anda
    jutaan rupiah menunggu anda

    BalasHapus
  2. Bisnis saya sedang mengalami kesulitan keuangan hingga saya menemukan situs web perusahaan pinjaman Tn. Pedro. Saya menghubungi mereka melalui email dan WhatsApp dan mereka menawarkan pinjaman sebesar 86.000,00 Poundsterling dengan pengembalian tahunan 2% untuk membantu mengembangkan bisnis saya. Prosesnya transparan dan efisien, dan saya berterima kasih atas profesionalisme mereka. Saya sangat merekomendasikan mereka sebagai pemberi pinjaman yang andal. Hubungi mereka di pedroloanss@gmail.com atau whatsapp +393510140339. Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

18 Jenis sapi potong unggulan dengan kualitas daging terbaik

PERBANYAKAN BENIH PISANG AMBON MELALUI KLUTUR JARINGAN