Makalah Perencanaan Agribisnis Usaha Ternak Domba Batur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini subsektor peternakan
masih dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Padahal kalau dikerjakan dengan
serius, peternakan dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi
daerah bahkan nasional. Salah satu usaha peternakan yang mempunyai prospek yang
menjanjikan adalah usaha peternakan domba batur. Beberapa manfaat
beternak domba batur yaitu
meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan, memperoleh hasil sampingan yaitu
kotoran domba batur yang
berguna untuk pembuatan pupuk kandang, domba batur memiliki sifat lebih
mudah beradaptasi dengan lingkungan, lebih mudah dalam memeliharanya, dan
modal yang dibutuhkan relatif rendah.
Domba Batur merupakan salah satu rumpun domba lokal indonesia yang mana
domba ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rumpun domba
lokal Indonesia yang lainnya. Dimana hal tersebut adalah salah satu kekayaan
sumber genetik dari hewan ternak lokal yang ada di Indonesia yang sangat perlu
untuk kita lindungi kelestariannya.
Mengenai asal mula domba batur ini adalah domba turunan hasil dari
persilangan antara domba ekor tipis Indonesia dengan domba merino. Perkembangan
domba ini scara turun-temurun telah dilakukan oleh masyarakat kabupaten
Banjarnegara sejak tahun 1974, dan otomatis domba ini telah menjadi milik
masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Populasi domba batur
ini banyak berada di daerah kecamatan Batur dan daerah sekitarnya di kabupaten
Banjarnegara.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam perencanaa usaha agribisnis peternakan domba batur adalah sebagai
berikut :
a.
Bagaimana ciri-ciri domba yang baik untuk digunakan
sebagai bibit ?
b.
Jenis pakan apa yang diberikan kepada domba dan berapa
kebutuhan pakannya ?
c.
Tipe kandang apa yang digunakan untuk memelihara domba
?
d.
Apa saja penyakit yang menyerang domba dan bagaimana
cara pengendaliannya ?
e.
Bagaimana pengelolaan reproduksi domba batur ?
f.
Bagaimana pascapanen domba batur ?
g.
Bagaimana pemasaran domba batur ?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
·
Untuk mengetahui
tentang cara budidaya domba batur
·
Untuk
mengetahui pemasaran domba batur
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMILIHAN
BIBIT
Tujuan
pemilihan atau seleksi bibit adalah mendapatkan domba yang memiliki sifat-sifat
unggul sebagai berikut :
1. Tingkat
kesuburannya tinggi, yakni dalam 2 tahun mampu melahirkan sampai 3 kali dan
mempunyai kemungkinan untuk beranak kembar lebih 50% atau jumlah anak pada
setiap kelahiran lebih dari 2 ekor.
2. Kecepatan
pertumbuhannya baik, yakni dalam waktu pendek dapat menghasilkan presentase
karkas atau daging yang tinggi baik kuantitas maupun kualitasnya.
3. Memiliki
kemampuan daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga tidak mudah
terserang penyakit
4. Mempunyai
angka kematian yang rendah, terutama kematian pada anak kambing yang masih
kecil, dan kematian pada induk saat melahirkan.
5. Untuk
mendapatkan sifat-sifat unggul seperti tersebut diatas, seleksi bibit dapat
dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik pada domba atau kambing itu
sendiri, baik pada domba atau kambing jantan maupun pada domba atau pada
kambing betina.
a.
Ciri-ciri domba pejantan yang baik
adalah sebagai berikut:
·
Tidak
terserang penyakit dan tidak cacat tubuh
·
Umur 1,5-2tahun
·
Memiliki garis punggung lurus
·
Kaki lurus dan kaki kokoh atau kuat
·
Tumitnya tinggi
·
Tubuh mempunyai penampilan yang
gagah dan lincah
·
Mempunyai buah zakar yang sama
besarnya (jumlah 2 buah)
·
Alat kelaminnya dapat ereksi
·
Ukuran dada dalam dan lebar
·
Kepala pendek dan lebar
·
Mempunyai ukuran tubuh yang besar
sesuai dengan umur
·
Mempunyai nafsu kawin besar
·
Bulu bersih dan mengkilap
·
Bentuk tubuh simetris
·
Garis tubuh bagian bawah rata
·
Paha dalam atau panjang
·
Keturunan dari induk yang melahirkan
2 anak atau lebih
b.
Ciri-ciri domba betina yang baik
adalah sebagai berikut:
·
Tumbuh sehat
dan tidak cacat
·
Tubuh tidak gemuk
·
Umur 1,5-2tahun
·
Keadaan bulu bersih dan mengkilap
·
Alat kelaminnya berukuran normal
·
Kaki lurus dan kuat
·
Buah susu atau ambing normal, dan
berbentuk simetris
·
Mempunyai sifat keibuan yang baik
·
Keturunan dari induk yang melahirkan
anak 2 ekor atau lebih
·
Mempunyai tubuh yang seimbang atau
simetris
·
Berat badan 10-15kg
B.PEMBERIAN
PAKAN
Zat gizi makanan yang diperlukan
oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk domba
pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
1.
Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
2.
Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal
daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
3.
Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun
dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun
ketela rambat dan daun beringin.
4.
Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung
karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu,
ampas kecap dan biji kapas.
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang
disesuaikan dengan tingkatan umur.Adapun proporsi dari campuran tersebut
adalah:
1.
Ternak dewasa :
rumput 75%, daun 25%
2.
Induk bunting :
rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
3.
Induk menyusui :
rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
4.
Anak sebelum disapih :
rumput 50%, daun 50%
5.
Anak lepas sapih :
rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
Kebutuhan pakan sesuai dengan tingkatan umur domba :
1. Pakan
anak domba sebelum disapih
Mulai umur 2-3 minggu dikenalkan
pakan hijauan dan dedak padi; hijauan diberikan harus segar dan mudah dicerna
yang terdiri satu bagian rumput dan satu bagian daun-daunan.
2. Pakan
anak lepas sapih
Anak
domba yang sudah disapih diberi pakan hijauan yang mutunya baik, terdiri dari
rumput sekitar 1.5-2 kg/ekor/hari dicampur dengan daun-daunan sekitar 0.5-1.0
kg/ekor/hari; atau dengan pedoman satu bagian daun-daunan dan 1.5 bagian
rumput. Apabila memungkinkan dapat diberi tambahan dedak padi sebanyak 0.5- 1
gelas minum setiap ekor sehari.
3. Pakan
induk yang menyusui
Pakan
terdiri atas rumput, hijauan sumber protein dan dedak padi. Jumlah rumput dan
hijauan sumber protein adalah 50%:50%.
Jumlah
dedak padi 2-3 gelas minum seekor setiap hari atau dapat juga diganti dengan
daun kacang-kacangan sebanyak 1-1.5 kg/ekor/hari. Pada waktu pemberian hijauan
hendaknya dilebihkan sekitar 2 kg.
4. Pakan
induk bunting tiga bulan
Induk
yang bunting 6 minggu terakhir masa kebuntingan harus diusahakan bobot badannya
terus bertambah, pemberian pakannya sama dengan induk yang sedang menyusui.
5. Pakan
domba dewasa
Ternak
yang tidak sedang bunting atau menyusui dapat diberi pakan hijauan saja, yaitu
campuran rumput dan daun-daunan dengan imbangan 3/4 bagian rumput dan 1/4
bagian daun. Jumlah pakan sekitar 10% dari bobot badan ditambah 1-1.5 kg
hijauan.
C.PENGELOLAAN
PERKANDANGAN
Persyaratan lokasi beternak domba
Lokasi utk
peternakan domba sebaiknya berada di areal yg cukup luas, udaranya segar &
keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber
air, jauh dari daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter),
relatif dekat dari pusat pemasaran & pakan ternak.
Letak kandang
Sesuai dengan fungsinya kandang harus menjamin ternak kambing agar
nyaman serta hidup sehat. Kandang juga harus memenuhi persyaratan untuk
tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya, terutama masyarakat sekitar, maka
dari itu kandang kambing harus direncanakan dapat memenuhi syarat seperti
berikut :
1.
Kandang dibuat di daerah yang
relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab, lebih jauh dari
kebisingan
2.
Aliran/sirkulasi udara segar,
terhindar dari aliran udara yang kencang
3.
Sinar matahari pagi bebas masuk
kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang
4.
Agak jauh dari lokasi pemukiman,
serta masyarakat tidak merasa terganggu (utamanya untuk yang sudah masuk
kategori perusahaan); tergantung kesepakatan dengan lingkungan masyarakat
5.
Lokasi dianjurkan jauh dari sumber
air minum yang digunakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kotoran kambing
tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat rembesan
6.
Usahakan lokasi kandang jauh dari
tempat keramaian seperti : jalan raya, pasar, pabrik dan RMU agar ketenangan
ternak kambing terjaga.
Tipe Kandang Panggung
Kandang tipe panggung merupakan kandang yang konstruksi lantainya
dibuat sistim panggung. Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat
sebagai penampung kotoran yang terkumpul di bawah lantai.Kolong dibuat
berlubang atau digali lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran
dan air kencing tidak berceceran. Alas kandang kambing sebaiknya terbuat dari
kayu atau bambu yang sudah diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah
lantai panggung dibuat kurang lebih 1,50 - 2 cm, agar kotoran dapat jatuh ke
bawah, tetapi kaki kambing tidak sampai terperosok. Kandang panggung yang
terawat baik kambing akan terlihat bersih dan sehat-sehat. Dinding kandang yang
rapat sebaiknya dibuat setinggi 70 - 80 cm (ukuran tinggi penyekat) agar ternak
kambing di dalam kandang terhindar dari angin kencang. Selanjutnya di atas
ketinggian 70 - 80 cm, dinding dibuat bercelah agar udara dapat masuk bebas dan
sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang.
Tinggi panggung dari tanah dapat dibuat minimal 50 - 70 cm. Tinggi
ruang utama dari alas sampai atap kurang lebih 2 meter. Pada kandang
dobel, palung pakan dibuat di tengah kandang, sehingga meski tinggi panggung 2
meter, petani peternak akan lebih mudah memberikan pakan dan minum lewat jalan di
atas lantai tengah. Ukuran alas palung pakan 25 - 40 cm, lebar bagian atas 40 -
50 cm, tinggi atau dalam palung 30 - 40 cm.
Lubang untuk masuk kepala kambing mencapai pakan antara 20 - 25 cm.
Palung pakan harus dibuat rapat, agar bahan pakan yang diberikan tidak tercecer
keluar. Kandang panggung bersekat secara individu untuk tujuan penggemukan,
biasanya yang digemukkan adalah pejantan. Tujuan disekat-sekat dengan ukuran 50
cm x 120 cm per ekor yang dilengkapi tempat pakan dan minum. Hal ini dimaksudkan
untuk menjamin kesehatan ternak serta membatasi domba bergerak secara leluasa.
Kebutuhan ruang (ekor/cm2) Kambing/domba berdasarkan status fisiologis ternak
dan umur (bulan) ternak.
Penyiapan
Sarana & Peralatan
Perkandangan
: Kandang harus kuat sehingga dpt dipakai dlm waktu yg lama, ukuran sesua dgn
jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus
cukup & terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak
kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yg ringan & memiliki daya
serap panas yg relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.
·
Kandang dibagi menjadi beberapa
bagian sesuai fungsinya, yaitu:
·
Kandang induk/utama, tempat domba
digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
·
Kandang induk & anaknya, tempat
induk yg sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan
luas 1,5 x 1 m & anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
·
Kandang pejantan, tempat domba
jantan yg akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dlm
kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan & minuman,
gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) &
tempat kotoran/kompos.
Tipe kandang
Panggung :
Tipe kandang
ini memiliki kolong yg bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali
& dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran & air
kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yg telah
diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m utk peternakan
besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yg diberikan tidak
tercecer keluar.
Konstruksi Kandang
Penentuak arah kandang berpengaruh
pada banyak sedikitnya kandang dapat tersinari oleh sinar matahari pagi. Hal
ini penting karena sinar matahari dapat mengurangi kelembaban kandang, terutama
untuk membunuh kuman-kuman penyakit. Makadari itu sebaiknya kandang dibangung
menghadap ketimur dengan kata lain kandan membujur memanjang dari arah utara
keselatan atau sebaliknya. Yang tidak kalah penting adalah hindarkan kandang
dari pepohonan yang rimbun, karena rimbunnya pohon akan menghambat sinar
matahari yang masuk ke kandang.
Kerangka Kandang
Banyak alternatif yang dapat di jadikan sebagai
kerangka kandang panggung, seperti kayu, bambu. Yang terpenting kayu atau bambu
yang digunakan harus kuat dan kokoh. Makadari itu kayu atau bambu yang
digunakan harus sudah tua. Kerangka kandang terdiri dari tiang utama yang
terdapat di empat sisi kandang dan berguna untuk menyangga berat kandang dan domba,
sedangkan tiang penunjang bawah berguna untuk menyangga lantai kandang dan
domba. Tiang penyangga tengah berguna sebagai penguat kerangka kandang
sekaligus menempelkan dinding kandang.
Dinding dan
Ventilasi Udara
Ketinggian dinding kandang dapat
dibuat dengan tinggi 1 – 2 meter dari lantai kandang. Dapat di buat tidak rapat
atau agak longgar yang penting dapat menahan domba tetap berada dalam kandang.
Yang tidak kalah penting dinding kandang jangan sampai menghambat sinar matahri
masuk ke kandang. Sedangkan ventilasi kandang berada di atas dinding kandang.
Bambu dan papan dapat pergunakan sebagai dinding dan ventilasi kandang.
Bak Pakan
dan Minum
Tinggi bak pakan biasanya sekitar 50
cm dari lantai kandang atau di perkirakan setinggi dada domba peliharaan.
Sedangkan lebar bak pakan 40 cm dengan kedalaman bak sekitar 20-25 cm.
Sebaiknya bak papan tidak terkena langsung
oleh sinar matahari dan air hujan. Karena akan berperngaruh pada
kuwalitas pakan domba. Tempat minum dapat dibuat dari paralon yang dibelah
berukuran besar atau dari bambu yang dibelah. Karena biasanya apa bila bak
minum yang di taruh di ember apabila tidak dijaga akan tumpah.
Lorong
Lorong kandang dibuat apa bila
kandang di buat secara berhadap-hadapan. Biasanya yang memiliki lorong kandang
adalah peternak yang mempunyai ternak dalam jumlah banyak. Lorong kandang di
buat untuk memudahkan pengawasan kandang dan hewan ternak, pemberian pakan,
perawatan kandang.
Pintu
Pintu kandang dibuat untuk memudahkan keluar masuknya
domba. Sebaiknya pintu kadang dibuat di belakang atau samping kandang dan mudah
dilepas serta mudah di pasang kembali.
Lantai dan Kolong
Lantai kandang bisa dibuat dari kayu
atau bambu. Sela-sela lantai kandang dibuat untuk memudahkan kotoran domba dan
urin domba terbuang ke kolong kandang. Sehingga lantai kandang tidak terlalu
kotor. Sebaiknya sela-sela lantai kandang jangan sampai membuat kaki domba
terjepit. Tinggi kolong kandang dari dasar kandang jangan terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi bisa dikiran-kira 50 – 100 cm. Yang penting memudahkan
kolong dibersihkan.
Atap
Atap kandang bisa dibuat dari
genting, asbes, ijuk, atau rumbia. Banyak alternatif yang dapat di jadikan atap
kandang. Atap kandang sebaiknya
disesuaikan dengan kondisi suhu di lokasi atau daerah sekitar kandang kandang.
Apabila kandang berada di daerah dingin dapat dipergunakan atap yang dapat
menyerap panas sehingga tetap suhu kandang tetap hangat. Sedangkan kandang yang
berada di daerah panas genteng akan
lebih ideal untuk di jadikan atap kandang. Karena memudahakn sirkulasi udara
untuk menjaga suhu kandang tetap dingin.
D.
PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT DOMBA
1)
Penyakit Mencret
Penyebab:
bakteri Escherichia coli yg menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan:
antibiotika & sulfa yg diberikan lewat mulut.
2)
Penyakit Radang Pusar
Penyebab:
alat pemotongan pusar yg tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri
Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli & Actinomyces necrophorus.
Usia domba yg terserang biasanya cempe usia 2-7 hari.
Gejala:
terjadi pembengkakan di sekitar pusar & apabila disentuh domba akan
kesakitan.
Pengendalian:
dgn antibiotika, sulfa & pusar dikompres dgn larutan rivanol (Desinfektan).
3) Penyakit
Cacar Mulut
Penyakit ini
menyerang domba usia sampai 3 bulan.
Gejala:
cempe yg terserang tidak dpt mengisap susu induknya karena tenggorokannya
terasa sakit sehingga dpt mengakibatkan kematian.
Pengendalian:
dgn sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
4) Penyakit
Titani
Penyebab:
kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) & Mangan (Mn). Domba yg diserang
biasanya berusia 3-4 bulan.
Gejala:
domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai
keseluruh badan.
Penyakit ini
dpt diobati dgn menyuntikan larutan Genconos calcicus & Magnesium.
5) Penyakit
Radang Limpah
Penyakit ini
menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat & dpt
menular ke manusia.
Penyebab:
bakteri Bacillus anthracis.
Gejala: suhu
tubuh meninggi, dari lubang hidung & dubur keluar cairan yg bercampur dgn
darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar & nafsu makan hilang.
Pengendalian:
dgn menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dgn dosis 6.000-10.000 utk
/kg berat tubuh domba tertular.
6) Penyakit
Mulut & kuku
Penyakit
menular ini dpt menyebabkan kematian pada ternak domba, & yg diserang
adalah pada bagian mulut & kuku.
Penyebab:
virus & menyerang semua usia pada domba
Gejala:
mulut melepuh diselaputi lendir.
Pengendalian:
membersihkan bagian yg melepuh pada mulut dgn menggunakan larutan Aluminium
Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dgn merendam kuku dlm larutan formalin
atau Natrium karbonat 4%.
7) Penyakit
Ngorok
Penyebab:
bakteri Pasteurella multocida.
Gejala:
nafsu makan domba berkurang, dpt menimbulkan bengkak pada bagian leher &
dada. Semua usia domba dpt terserang penyakit ini, domba yg terserang terlihat
lidahnya bengkak & menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih
& sulit tidur.
Pengendalian:
menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
8) Penyakit
perut Kembung
Penyebab:
pemberian makanan yg tidak teratur atau makan rumput yg masih diselimuti embun.
Gejala:
lambung domba membesar & dpt menyebabkan kematian. utk itu diusahakan
pemberian makan yg teratur jadwal & jumlahnya jangan digembalakan terlalu
pagi.
Pengendalian:
memberikan gula yg diseduh dgn asam, selanjutnya kaki domba bagian depan
diangkat keatas sampai gas keluar.
9) Penyakit
Parasit Cacing
Semua usia
domba dpt terserang penyakit ini.
Penyebab: cacing Fasciola
gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing
Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata).
Pengendalian:
diberikan Zanil atau Valbazen yg diberikan lewat minuman, dpt juga diberi obat
cacing seperti Piperazin dgn dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
10) Penyakit
Kudis
Merupakan
penyakit menular yg menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit
ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek & mengurangi nilai jual
ternak domba.
Penyebab:
parasit berupa kutu yg bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi & Chorioptes
bovis.
Gejala:
tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun & senang menggaruk tubuhnya.
Kudis dpt menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki & pangkal ekor.
Pengendalian:
dgn mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dgn
Coumaphos 0,05-0,1%.
11) Penyakit
Dermatitis
Adalah
penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba.
Penyebab: virus dari sub-group Pox virus & menyerang semua usia domba.
Gejala:
terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, & alat genital.
Pada induk yg menyusui terlihat radang kelenjar susu.
Pengendalian:
menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
12) Penyakit
Kelenjar Susu
Penyakit ini
sering terjadi pada domba dewasa yg menyusui, sehingga air susu yg diisap cempe
tercemar.
Penyebab:
ambing domba induk yg menyusui tidak secara ruti dibersihkan.
Gejala:
ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam & suhu tubuh
tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian:
pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
Secara umum
pengendalian & pencegahan penyakit yg terjadi pada domba dpt dilakukan
dengan:
·
Menjaga kebersihan kandang, & mengganti
alas kandang.
·
Mengontrol anak domba (cempe)
sesering mungkin.
·
Memberikan nutrisi & makanan
penguat yg mengandung mineral, kalsium & mangannya.
·
Memberikan makanan sesuai jadwal
& jumlahnya, Hijauan pakan yg baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu
sebelum diberikan.
·
Menghindari pemberian makanan kasar
atau hijauan pakan yg terkontaminasi siput & sebelum dibrikan sebainya
dicuci dulu.
·
Sanitasi yg baik, sering memandikan
domba & mencukur bulu.
·
Tatalaksana kandang diatur dgn baik.
·
Melakukan vaksinasi & pengobatan
pada domba yg sakit.
E.PENGELOLAAN REPRODUKSI/PERKEMBANGBIAKAN
Pengelolaan reproduksi bertujuan
mengembangkan ternak domba atau kambing untuk memperoleh keturunan yang banyak,
baik, dan sehat. Keberhasilan peningkatan produksi, baik mutu maupun jumlahnya,
tidak terlepas dari sumber daya manusia dan penerapan teknologi. Oleh sebab
itu, unsur-unsur teknologi yang berkaitan dengan perkembang biakan domba dan
kambing harus dipahami oleh para peternak agar dapat memperoleh keuntungan yang
tinggi dari ternak yang di usahakan. Hal yang harus diketahui oleh para
peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang
terencana dan tepat waktu. Beberapa kondisi ternak yang harus dipelajari dan
diketahui adalah sebagai berikut :
1. Dewasa Kelamin
Dewasa
kelamin adalah keadaan ternak domba atau kambing yang sudah memasuki masa
birahi yang pertama kali dan sudah siap melaksanakan proses reproduksi untuk
menghasilkan keturunan. Pada fase ini, alat reproduksi sudah mulai berfungsi.
Fase dewasa kelamin ini umumnya telah dicapai pada saat domba atau kambing
berumur 6-8bulan, baik pada yang jantan maupun betina. Pada masa dewasa
kelamin, domba atau kambing tidak boleh dipaksa melakukan perkawinan, terutama
terhadap domba atau kambing betina yang tidak birahi. Domba atau kambing yang
dipaksa kawin sebelum birahi kemungkinan akan melahirkan anak yang cacat,
proses kelahirannya sulit karena keadaan pinggulnya masih sempit, resiko
kematian pada induk saat melahirkan tinggi, induk yang melahirkan menjadi
kerdil, dan sebagainya.
2. Dewasa Tubuh
Dewasa
tubuh adalah keadaan domba atau kambing betina sudah siap mengalami kebuntingan
dan melahirkan anak sedangkan untuk domba atau kambing jantan sudah siap untuk
dipakai sebagai pemacek dalam proses perkawinan. Pada umumnya, dewasa tubuh
bagi domba atau kambing dicapai pada umur 10-12bulan untuk yang betina dan pada
umumnya 12bulan untuk yang jantan. Pada usia dewasa tubuh, domba atau kambing
baru dapat dikawinkan untuk yang pertama kalinya. Perkawinan akan berhasil bila
domba atau kambing betina dalam keadaaan birahi.
3. Tanda-tanda Domba Birahi
a.
Sering mengibas-ngibas ekor nya
b.
Gelisah atau tidak tenang dan nafsu makannya berkurang
c.
Bibir kelamin luar membengkah, basah berlendir, dan berwarna kemerah-merahan
d.
Sering kencing
e.
Menaiki teman-temannya
f.
Selalu mengembik
g.
Diam saja apabila dinaiki ternak lainnya
h.
Produksi susu menurun, terutama pada ternak yang sedang laktasi.
4. Lamanya waktu birahi
Lamanya
waktu birahi pda domba atau kambing umumnya berlangsung 1-2 hari. Birahi pada
domba akan terulang lagi setiap 15-19 hari dan pada kambing birahi akan
terulang lagi setiap 18-20 hari. Keadaan birahi tersebut akan terulang jika
domba atau kambing tidak dikawinkan atau jika telah dikawinkan gagal bunting
untuk ternak jantan tidak mengenal waktu birahi sehingga setiap saat bisa
dipakai dalam proses perkawinan.
5. Waktu dan Sistem Perkawinan
Waktu
mengawinkan domba atau kambing perlu memperhatikan tanda-tanda birahi. Waktu
yang tepat untuk mengawinkan adalah 12-18jam setelah domba atau kambing
menampakkan tanda-tanda pertama birahi. Apabila domba atau kambing menunjukkan
tanda birahi pada pagi hari sampai dengan pukul 10.00, maka saat yang tepat
untuk mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 04.00-05.00 jika
waktu birahi siang sampai dengan pukul 15.00, maka saat yang tepat untuk
mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 10.00 sedangkan apabila
waktu birahi terjadi pada sore atau malam hari, maka saat yang tepat untuk
mengawinkan adalah pada hari ke-2 sampai dengan pukul 16.00 hari berikutnya.
Mengawinkan
domba atau kambing dapat dilakukan lebih dari 1 kali hal ini dimaksudkan untuk
memperkecil kegagalan bunting. Perkawinan yang kedua sebaiknya dilakukan dengan
selang waktu sehari setelah perkawinan yang pertama. Apabila terjadi kegagalan
perkawinan, maka ternak akan menunjukkan tanda-tanda birahi lagi pada siklus
berikutnya (sekitar 19 hari) sehingga ternak harus dikawinkan lagi.
Perkawinan
domba atau kambing yang masih dekat dengan hubungan keturunan harus dihindari,
misalnya anak dengan bapak, anak dengan induk, dan antar saudara kandung.
Apabila hal ini dilanggar, maka anak yang dilahirkan kemungkinan akan cacat,
kecil, tidak sehat, dan kadang-kadang mati. Untuk menghindari perkawinan
sedarah, sebaiknya hasil perkawinan dari kedua induk setelah dewasa
dipisah-pisahkan dan diberi tanda agar tidak terjadi kekeliruan pada saat
mengawinkan domba atau kambing yang berikutnya.
Perkawinan
sedarah dapat pula dihindari dengan melakukan pergiliran pejantan dengan cara
saling meminjamkan pejantan dengan peternak lain. Namun, cara ini tidak efektif
bila dilakukan dengan perusahaan peternakan berskala besar. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam “skema perkawinan antara induk dan pejantan yang benar”.
Cara
pelaksanaan perkawinan domba atau kambing dikenal dengan dua sistem perkawinan,
yaitu perkawinan terbatas dan perkawinan tidak terbatas. Perkawinan terbatas
dilakukan dengan memasukan domba atau kambing betina yang sedang birahi ke
kandang pejantan sebaliknya yang jantan dimasukan kedalam kandang betina. Jadi,
semua induk yang akan dikawinkan dimasukan dalam satu kandang sehingga peternak
tidak perlu lagi mengatur saat yang tepat untuk mengawinkan domba atau kambing
karena secara alami akan terjadi perkawinan dengan sendirinya apabila yang
betina sudah birahi. Perbandingan yang ideal untuk melaksanakan sistem
perkawinan tidak terbatas adalah satu ekor pejantan untuk sembilan ekor betina.
Apabila sudah terlihat ada betina yang memperlihatkan tanda-tanda kebuntingan,
maka betina yang bunting tersebut segera di pisahkan ke kandang lain. Agar
kebuntingannya tidak terganggu. Untuk meningkatkan mutu keturunan yang lebih
unggul dari induknya, perkawinan dapat dilakukan secara silang (cross
breeding), yaitu perkawinan yang dilakukan antar-bangsa domba atau kambing yang
berbeda. Misalnya, induk betina domba lokal dikawinkan dengan pejantan merino,
oxford, ekor gemuk, atau dengan yang lainnya. Perkawinan silang ini harus
dilakukan dengan pejantan jenis unggul.
F. PENGELOLAAN PASCA PANEN
Pasca Panen Domba Batur
1.
Stoving
Ada beberapa
prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar diperoleh
hasil pemotongan yang baik, yaitu:
·
Ternak domba harus diistirahatkan
sebelum pemotongan
·
Ternak domba harus bersih, bebas
dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
·
Pemotongan ternak harus dilakukan
secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin
dan darah harus keluar secara tuntas.
·
Semua proses yang digunakan harus
dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal
mungkin.
2.
Pengulitan
Pengulitan
pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau
tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging,
lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat
perentang yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang.
Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam
posisi sudut 45 derajat.
3.
Pengeluaran Jeroan
Setelah
domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan
dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut
domba.
domba.
4.
Pemotongan Karkas
Karkas
dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh
bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha
belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging,
lemak, tulang dan tendon.
Pemotongan
karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak,
terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh
peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.
G. PEMASARAN
Pemasaran
suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pemasaran menekankan penyusunan penawaran
kebutuhan dan keinginan target pasar dan penggunaan harga secara efektif, komunikasi
dan distribusi.
Tujuan
Pemasaran
1.
Memenuhi kebutuhan pelanggan
2.
Memenuhi keinginan pelanggan
3.
Memenuhi harapan pelanggan
Jenis
Pemasaran Domba
•
Menjual domba langsung kepada konsumen
•
Menjual domba ke rumah jagal
•
Menjual domba melalui pedagang perantara
•
Menjual domba di pasar ternak
Produk
Domba yang Dipasarkan
•
Domba hidup (potong atau bibit)
•
Daging domba
•
Bulu
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran pada domba yaitu melalui :
•
Product : Produk yang
berkualitas
•
Price : Harga yang mampu
bersaing
•
Lokasi : Lokasi menentukan
tinggi rendahnya pemasaran
•
Promotion : Mempromosikan produk
domba
Strategi
Penjualan Domba :
Bibit
1.
Domba yang dijual :
•
Tidak terlalu muda
•
Sehat, tidak cacat
2.
Mempelajari permintaan pasar
Penggemukan
1.
Bobot badan cukup
2.
Mengetahui informasi harga jual dan kondisi pasar.
3.
Penjualan per kelompok.
Hasil Produk Domba
Hasil
produk dijual melalui :
•
Penjualan melalui pelaku pasar.
•
Penjualan langsung pada konsumen.
•
Penjualan melalui blantik desa (perangkat desa).
•
Penjualan domba di pasar hewan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perencanaa agribisnis uasaha peternakan domba
terdiri dari :
1.Pemilihan bibit domba pejantan dan domba
betina yang baik dan sesuai dengan kriteria
2. Bahan pakan untuk domba
pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
- Golongan
Rumput-rumputan
- Golongan
Kacang-kacangan
- Hasil
Limbah Pertanian
- Golongan
Makanan Penguat (Konsentrat)
3. Lokasi utk
peternakan domba sebaiknya berada di areal yg cukup luas, udaranya segar &
keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber
air, jauh dari daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter),
relatif dekat dari pusat pemasaran & pakan ternak.Tipe kandang untuk memelihara domba adalah tipe kandang panggung.
4.Penyakit yang sering menyerang domba diantara lain penyakit Mencret,radang pusar,cacar mulut,titani,radang
limpah,mulut & kuku,ngorok,perut kembung,parasite
cacing,kudis,dermatitis,kelenjar susu.
5. Pengelolaan
reproduksi bertujuan mengembangkan ternak domba atau kambing untuk memperoleh
keturunan yang banyak, baik, dan sehat.
6.Penegelolaan
pasca panen domba terdiri dari stoving,pengulitan,pengeluaran jeroan,pemotongan
karkas.
7. Pemasaran Domba dapat dilakukan dengan cara menjual
domba langsung kepada konsumen,menjual domba ke rumah jagal,menjual domba
melalui pedagang perantara,menjual domba di pasar ternak
DAFTAR PUSTAKA
(diakses tanggal 09 Desember 2016 )
JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI
BalasHapusHUBUNGI KONTAK Kami
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
Ayo coba keberuntungan anda
jutaan rupiah menunggu anda
Bisnis saya sedang mengalami kesulitan keuangan hingga saya menemukan situs web perusahaan pinjaman Tn. Pedro. Saya menghubungi mereka melalui email dan WhatsApp dan mereka menawarkan pinjaman sebesar 86.000,00 Poundsterling dengan pengembalian tahunan 2% untuk membantu mengembangkan bisnis saya. Prosesnya transparan dan efisien, dan saya berterima kasih atas profesionalisme mereka. Saya sangat merekomendasikan mereka sebagai pemberi pinjaman yang andal. Hubungi mereka di pedroloanss@gmail.com atau whatsapp +393510140339. Terima kasih.
BalasHapus